Kamis, 05 November 2009



ARTI SUMPAH PEMUDA BAGI SANTRI

1.Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
2.Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
3.Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

tulisan yang begitu rapih yang disusun dengan kalimat yang lugas, berapi-api, dan menggebu-gebu itu, dapat mengevolusi sejarah indonesia
dengan melalui rapat yang intensif sebuah rumusan negara muncul dari tangan para pemuda bangsa itu.lahir dari tangan bangsa moehammad yamin, ya anak yang Dilahirkan di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, itu Yamin memulai karir sebagai seorang penulis pada dasawarsa 1920-an semasa puisi Indonesia mengalami romantisisme yang hebat. Karya-karya pertamanya ditulis dalam bahasa Melayu dalam jurnal Jong Sumatera, sebuah jurnal berbahasa Belanda, pada tahun 1920. dan Karya-karyanya yang awal masih terikat kepada kata-kata basi bahasa Melayu Klasik.

Pada tahun 1922, Yamin muncul untuk pertama kali sebagai penyair dengan puisinya, Tanah Air ; maksud "tanah air"-nya ialah Sumatera, lalu
Rumusan Sumpah Pemuda yang ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas, Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin, detik-detik yang menegangkan mulai muncul tak ayal semangad pun seakan-akan meledak.....
awal Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat.
Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Dalam sambutannya, ketua PPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan
Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.

Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.
Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu "Indonesia Raya" karya Wage Rudolf Supratman yang dimainkan dengan biola saja tanpa syair, atas saran Sugondo kepada Supratman. Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres. Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia.
lalu kenapa santri? itu akan menjadi tanya besar bagi kita kenapa bisa demikian karena peristiwa-peristiwa penting sejarah bangsa Indonesia dimulai dengan
gerakan-gerakan dari kalangan Islam, khususnya pesantren dengan para kiyainya,
semisal pemberontakan Cimareme, Garut yang mengawali perlawanan terhadap Belanda, khususnya di Jabar atau pemberontakan K.H. Zainal Mustofa di Singaparna
yang mengilhami Supriyadi di Blitar untuk memberontak terhadap Jepang. itu adalah bukti bahwa santri pun juga bisa memahami arti dari sumpah pemuda.
santri bukanlah orang yang selalu berkutat dengan kitab kuning, nadzhom alfiyah atau lainnya tetapi santri pun juga bisa berpikir, ya berpikir ke depan menatap langit-langit yang biru.

apalagi zaman sekarang santri dan bukan santri tidak pun ada bedanya, walaupun tidak sama tetapi santri sekarang lebih maju dalam berpikir semisal banyak santri yang memimpin dunia atau khilafah, atau bahkan prestasi santri yang patut dibanggkan di kancah international dengan pertukaran pelajar santri yang menandakan bahwa santri pun juga bisa berkompetensi, Memang bulan Mei 1997 lebih dikenal sebagai start point bagi kalangan akademis dan civitas dalam menunjukkan kekuatannya di mata publik di masa orde baru, dengan desakan reformasi-nya yang mahadahsyat telah berhasil menumbangkan rezim tirani Soeharto, melalui reformasi ini juga sebenarnya komunitas kaum sarungan (santri) turut bersemi menunjukkan potensi dan eksistensinya di tengah masyarakat luas.

Bagaimana tidak, beberapa santri tulen semisal KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) turut tampil dalam pergolakan tersebut, atau Nur Cholis Majid (Cak Nur) cendekiawan yang mengenyam lama penididikan pesantren, sangat diperhitungkan partisipasinya dalam proses bergulirnya reformasi. Namun kaum sarungan sepetinya luput dari bidikan wartawan, peran santri tidak terrekam dengan baik dalam pita sejarah reformasi.

arti sumpah pemuda bagi santri mulai diporsikan misal Dalam dunia seni dan budaya, kita akan mengenal Acep Zamzam Noor (penyair asal pesantren Cipasung), atau KH. Musthafa Bisri (budayawan asal pesantren Rembang), dimana kreasi dan inovasi mereka sangat mempengaruhi atmosfir seni dan budaya di nusantara, bahkan Musthafa Bisri adalah budayawan nasional yang kerap dijadikan rujukan umat bukan hanya dalam lini kebudayaan. Sayangnya dengan realitas sejarah di atas, data sejarah reformasi yang kita kenal selama ini masih menyimpulkan peran kaum santri tetap termarjinalkan dalam ruang publik.
walaupun masih termajinalkan dari publik tetapi semangad sumpah pemuda akan tetap terpatri dihati santri tidak hanya dihati tetapi juga pikiran, dan perilaku.
tetapi atas pesan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang memuji dunia pesantren. Menurutnya pesantren selain memberikan nilai Islam, juga berperan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Saat ini pesantren memberikan pemikiran baru yang tidak sebatas hal keagamaan saja. Tapi juga pada bidang teknologi," kata SBY.
Hal itu disampaikan SBY saat membuka perkemahaan santri se-Indonesia di Bumi Perkemahan Kiara Payung, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, Rabu (17/6/2009).
SBY menyatakan, pesantren selama ini juga ikut berperan dalam memajukan bangsa. Hal ini terbukti dari banyaknya kiprah pesantren dalam berbagai hal.
"Kiprah pesantren telah banyak untuk kemajuan bangsa," katanya.

jadi, santri masih tetap mempatrikan arti sumpah pemuda didalam hati dan perilaku dengan berkata saya santri dan saya tak malu akan hal itu akibatnya mereka pun berhasil

( arsyad azizi iriansyah: 10.00 pm di intersat)