Rabu, 28 Oktober 2009

santri dan internet


YOGYAKARTA - Selama ini kalangan pesantren ''bengong'' melihat cepat lajunya teknologi informasi. Apalagi dunia semakin terbuka dengan hadirnya "syekh google".

Karena itu kalangan pesantren terutama yang masih tradisional masih sangat perlu bimbingan yang berkaitan dengan teknologi informasi agar dapat lebih memajukan pesantren.

Hal itu dikemukakan Pimpinan dan Pengasuh Pondok Pesantren Yayasan Ali Maksum Yogyakarta KH Attabik Ali dalam acara Pelatihan Internet Pesantren dengan tema "Wahana Syiar Digital" Tahap II angkatan ke-1 yang diselenggarakan CSR PT Telkom Indonesia-HU Republika, di Pondok Pesantren Yayasan Ali Maksum, Yogyakarta, Rabu (28/10).

''Alhamdulillah dengan adanya pelatihan internet pesantren yang diselenggarakan PT Telkom - HU Republika akan menjadi bibit penghilangan kebengongan itu,''kata Attabik. Dia berharap pelatihan internet ini dapat lebih mempermudah para santri untuk mendapat ilmu sebagai bekal berdakwah dan dapat mengembangkan ilmu.

Untuk menghadapi tantangan ke depan, kata Attabik, termasuk segala yang tidak bisa sempurna dengan internet termasuk wajib. Tentu saja kalau menggunakan internet harus untuk hal-hal yang ada manfaatnya. Dia mengaku tidak melarang para santri untuk menggunakan facebook, asal ada manfaatnya, misalnya mendapat teman, dapat jodoh, dan lain-lain. ''Teknologi itu netral tergantung yang mengisinya,''tutur dia.

Pemimpin Redaksi Republika Ikhwanul Kiram mengatakan dengan

diselenggarakan pelatihan ini diharapkan dapat memberdayakan pesantren. ''Pelatihan ini kami harapakan dapat bermanfaat bagi pesantren dalam menghadapi perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat. Dengan internet santriwan dan santriwati akan bisa brdakwah lewat internet,''kata dia.

Sementara itu Wakil Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengatakan bahwa dengan adanya sambutan yang positif dari kalangan pesantren terhadap pelatihan internet ini tidak ada keraguan bahwa pesantren bagian terdepan untuk turut menguasai dunia melalui teknologi informasi.

Dengan internet bisa digunakan sebagai media dakwah dan membangun jaringan yanag seluas-luasnya. ''Kita menggunakan internet tidak hanya mengakses tetapi juga dapat diakses. Sehingga bisa memberi manfaat lebih baik.

Lebih lanjut dia mengungkapkan Pemkot Yogyakarta juga menjalin kerjasama dengan PT Telkom untuk dapat menyediakan jasa layanan teknologi informasi berbasis web ini di masjid. Saat ini sudah ada empat masjid yang ada hotspot zone antara lain Masjid Jogokaryan. ''Sehingga masjid tidak sekedar tempat ibadah melainkan juga tempat pelatihan, pelayanan kesehatan, pendidikan dan lain-lain,''kata dia.

Hal itu juga dikemukakan oleh Deputy General Manager PT Telkom Indonesia Adiwarna bahwa di Yogya sudah ada 200-an hotspot area termasuk di 14 kecamatan di kota Yogyakarta dan lima masjid. Apabila ada permintaan, termasuk permintaan dari pesantren akan dipasang hotspot area. ''Yang penting kemanfaatannya jelas. Seperti masjid yang sudah ada hotspot area, karena ada kebutuhan dari masjid. Masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah saja, melainkan juga tempat pelatihan, serta kegiatan lainnya.

Syarat bagi masjid/pondok pesantren yang ingin ada hotspot area adalah ada garansi dari pengurus masjid/pondok pesantren bahwa ada banyak aktivitas yang memanfaatkan internet dan ada jaringan telepon,''ungkap Adi. Dia berjanji dalam bulan November ini di Pondok Pesantren Yayasan Ali Maksum sudah ada hotspot Area.

Pelatihan yang diselenggarakan selama dua hari (28-29 Oktober) diikuti oleh 100 peserta (75 santri dan 25 ustadz). Pembicaranya adalah: Haryadi Suyuti yang memberi materi tentang Motivasi, Slamet Riyanto dan Afif dari Republika Online Jakarta tentang Blog, AVP IT Service Strategy PT Telkom Indonesia Syaiful Hidayat tentang internet sebagai Wahana Syiar Digital dan Kepala Biro DIY dan Jateng Indra Wisnu Wardhana tentang Teknik Menulis di Internet, Jurnalist& Music Composer Eko Ramaditya Adikara (Rama) tentang Digital Kreatif. nnri/yto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar